reicha – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai bahwa saat ini merupakan momen yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki rumah. Ia menyebut, kondisi ekonomi yang kembali tumbuh positif memberikan peluang besar bagi masyarakat untuk mewujudkan kepemilikan hunian.
“Semua orang ingin punya rumah. Untuk yang belum punya rumah, harusnya ini kesempatan yang bagus,” ujar Purbaya di Jakarta, Selasa (14/10).
Menurutnya, seiring dengan pulihnya aktivitas ekonomi nasional, daya beli masyarakat pun mulai meningkat. Ia memperkirakan akan lebih banyak masyarakat yang memiliki kemampuan finansial untuk membeli properti dibandingkan beberapa tahun terakhir.
“Ekonomi sudah mulai balik, saya pikir akan banyak orang yang punya uang lebih dibandingkan sebelumnya. Harusnya permintaan perumahan akan tumbuh juga,” jelasnya.
Optimisme tersebut sejalan dengan proyeksi pemerintah terhadap kinerja ekonomi nasional. Purbaya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2025 dapat mencapai 5,67 persen. Faktor pendorong utamanya ialah peningkatan konsumsi masyarakat dan dampak dari berbagai stimulus fiskal yang mulai terasa menjelang akhir tahun.
Dalam konteks ini, Purbaya menekankan pentingnya memanfaatkan momentum positif tersebut, terutama bagi generasi muda yang sedang mencari hunian pertama. Ia menilai kondisi makroekonomi yang stabil, inflasi terjaga, serta tren suku bunga yang relatif rendah menjadi kombinasi ideal untuk berinvestasi di sektor properti.
“Sekarang saat yang baik sebelum harga properti naik lebih tinggi. Ketika ekonomi semakin kuat, biasanya harga rumah akan ikut meningkat,” tambahnya.
Purbaya juga mendorong sektor perbankan dan pengembang perumahan untuk terus memperluas akses pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Ke depan, pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong kebijakan yang berpihak pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, termasuk perumahan.
“Baca juga : Pelaku Pembunuhan Kacab BRI Bobol Rekening Dormant Rp70 M”
Purbaya Nilai Proyeksi Bank Dunia Belum Cerminkan Tren Pemulihan Ekonomi Indonesia
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai bahwa proyeksi Bank Dunia mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen pada 2025 belum sepenuhnya mencerminkan tren pemulihan yang sedang berlangsung di dalam negeri. Ia menyebut kondisi ekonomi nasional menunjukkan arah yang lebih positif dibandingkan perkiraan lembaga internasional tersebut.
Salah satu indikator pemulihan ekonomi yang disoroti adalah peningkatan konsumsi rumah tangga. Berdasarkan data terkini, proporsi belanja masyarakat untuk konsumsi mencapai 75,1 persen pada September 2025, naik dari 74,8 persen pada bulan sebelumnya. Peningkatan ini dinilai menjadi sinyal kuat bahwa daya beli masyarakat terus membaik seiring dengan kembalinya optimisme ekonomi.
Lebih lanjut, Purbaya menjelaskan bahwa lonjakan konsumsi tersebut tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang mulai menempatkan dana sebesar Rp200 triliun ke dalam sistem keuangan sejak 13 September 2025. Dana tersebut berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan difokuskan untuk menjaga likuiditas perekonomian, menekan suku bunga pasar, serta memperluas penyaluran kredit produktif, terutama untuk sektor riil seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dengan berbagai kebijakan yang telah dijalankan, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2025 dapat mencapai kisaran 5,6 hingga 5,7 persen, lebih tinggi dari proyeksi lembaga internasional. Purbaya menegaskan bahwa sinergi antara kebijakan fiskal, moneter, dan dukungan sektor perbankan akan menjadi kunci keberlanjutan pemulihan ekonomi ke depan.
“Baca juga : Santri Bunuh Teman di Bogor karena Dendam Ejekan”




Leave a Reply